Fitnah Virtual
Oleh: H. Azharul Fuad Mahfudh, S.Ag
(Humas Kemenag Tangsel)
Generasi gaul kini tak mengalami romantika mengetik dengan mesin ketik, jika salah ketik ia harus ditimpa dengan tip-x. Repot, tapi itu jauh lebih cepat dan rapih dari menulis dengan tangan.
Ketika era komputer tiba, betapa lambat mesin ketik ini. Dan komputer jadul terasa lambat dibanding komputer terkini.
Bukan karena komputer jadul itu lambat, melainkan karena kita butuh yang lebih cepat.
Seorang komedian Amerika di abad virtual ini membuat anekdot yang menyentuh:
“Untuk mengerti watak asli pasangan Anda, berilah dia internet berkoneksi lambat”, katanya.
Internet, pihak yang hanya dengan sekali klik saja menghubungkan kita ke lintas benua manapun seringkali disebut lambat (lemot). Kecepatan membuat kita makin kehilangan kesabaran.
Kini masyarakat internet mudah sekali termakan kecepatan. Cepat termakan gosip, cepat bereaksi, cepat salah paham, cepat salah mengambil keputusan, dan cepat sekali menjadi marah.
Mental verifikasi (dalam bahasa agama: Tabayyun) kita di saat ini sungguh sedang diuji. Dalam melihat video, membaca berita dan mencerna pernyataan, kita hanya siap memungut penggalan dan tak punya waktu untuk mencerna keseluruhan konteks dan kesinambungan.
Maka di era inilah bahkan fitnah virtual mudah berseliweran. {}