PONDOK AREN (Kemenag Tangsel) – Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa supranatural yang tidak dapat dihayati kecuali melalui pendekatan imani. Peristiwa ini hanya terjadi sekali, sehingga tidak dapat diamati, dicoba-coba, atau dilakukan terhadapnya suatu percobaan. Jika demikian, maka setiap usaha untuk membuktikannya secara ilmiah menjadi tidak ilmiah lagi.
Demikian disampaikan oleh Kepala Kantor Kemenag Tangel, Abdul Rojak, dalam acara peringatan Isra` Mi’raj di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Cordova, Pondok Aren, Jum’at (19/03/2021), yang dihadiri oleh pimpinan SIT Cordova, Romli Sian Mair dan jemaah.
Lebih lanjut, Kepala Kantor dalam ceramahnya menyampaikan bahwa Isra` Mi’raj adalah perjalanan Rasulullah SAW pada malam hari dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Aqsa di Palestina, kemudian menuju ke langit tujuh dan ke sidratul Muntaha.
“Isra` Mi’raj merupakan peristiwa yang luar biasa yang akal tidak akan mampu menjangkaunya. Perjalanan yang ditempuh kurang dari satu malam ini sangat tidak mungkin terjadi, karena perjalanan normal dari Mekkah ke Palestina pada saatu itu harus dijangkau selama 2 bulan perjalanan,” terangnya.
Disampaikannya bahwa hikmah dari Isra` Mi’raj ini adalah perintah sholat lima waktu dan amaliyah ibadah lainnya.
“Sholat sudah ada pada zaman nabi-nabi sebelum Rasulullah SAW. Nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah bersama nabi Ismail as pernah berdoa, Robbij’alnii muqiimassholah wa min dzurriyyatii. Ya Tuhanku, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendirikan sholat, begitu pula keturunanku. Pada peristiwa Isra` Mi’raj inilah perintah sholat lima waktu diberikan kepada umat Rasulullah SAW,” jelasnya.
Kepala Kantor juga menjelaskan bahwa shalat lima waktu adalah oleh-oleh dari peristiwa Isra` Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang merupakan tiang agama dan sebagai ajaran pokok dalam Islam.
“Shalat merupakan sarana pemersatu umat Islam. Jadi umat Islam jangan mudah terpecah belah, karena sudah dididik untuk terus bersatu melalui ibadah shalat,” tutupnya. (#af_m)