KENCANA LOKA (Kemenag Tangsel) – Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Tangsel, pada Kamis (27/10/2022) menggelar Workshop Penyusunan Asesmen dan Penguatan Etika Profesi, bertempat di aula Kantor Kemenag Tangsel.
Kegiatan dibuka oleh Kasi Penmad Kemenag Tangsel, Muhammad Edi Suharsongko, dan dihadiri oleh para pengawas, staf Penmad, Ketua IGRA Tangsel, Aat Muslihat, Ketua KKG RA Tangsel, Himatul Aliyah, dan peserta. Mengundang dua Narasumber, Inti Farhati dan Hadijah Muhsin, keduanya merupakan pengawas Kemenag Tangsel.
Dalam sambutannya saat membuka kegiatan, Kasi Penmad, Muhammad Edi Suharsongko, memberi apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut, terlebih Kurikulum Merdeka saat ini tengah viral dan menjadi hot issue.
“Tentunya workshop ini sangat berguna bagi seorang pendidik untuk menambah wawasan terkait aktualisasi asesmen dalam kurikulum merdeka. Asesmen adalah proses sistematis mengumpulkan, mengolah, dan menggunakan data aspek kognitif dan non-kognitif untuk meningkatkan kualitas belajar siswa,” ujarnya.
Melalui asesmen, lanjutnya, kita mengetahui keterampilan yang sudah dimiliki dan apa yang tidak dimiliki, kelemahan, dan kebutuhan peserta didik, sehingga kita dapat merancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Hal senada disampaikan Ketua IGRA Tangsel, Aat Muslihat, yang menjelaskan tujuan diadakannya workshop tersebut.
“Tujuan kegiatan ini adalah memberi pengetahuan dan wawasan kepada guru-guru RA agar mereka mampu menyusun asesmen dan laporan capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka pada akhir semester satu nanti. Untuk itu kami mengundang Narasumber yang merupakan Instruktur Nasional, ibu Inti Farhati dan ibu Hj. Hadijah Muhsin, untuk menjelaskan hal tersebut,” jelasnya.
Narasumber Inti Farhati dalam paparannya membahas tentang implementasi Kurikulum Merdeka tingkat RA yang saat ini tengah viral dan menjadi hot issue di kalangan pemerhati dan praktisi serta pengelola pendidikan.
Menurutnya, kegiatan asesmen sama pentingnya dengan kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah, artinya apa yang akan diases dengan kegiatan pembelajaran harus sesuai dan selaras.
“Guru wajib memiliki kemampuan meng-ases setiap anak didik sehingga sekecil apapun perkembangan yang dicapai oleh anak didik dapat direcord dengan baik. Sebuah proses yang dilalui anak dalam kegiatan pembelajaran lebih penting dari pada produk yang dihasilkan,” tegasnya.
Lebih lanjut disampaikan ketelitian guru sangat diharapkan agar guru mampu memotret setiap perkembangan anak didiknya untuk selanjutnya bisa digunakan sebagai refleksi dalam kegiatan pembelajarannya.
“Jadi, tujuan asesmen adalah untuk memperoleh data yang relevan, objektif, akurat, dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini, profil lengkap anak, terutama masalah dan hambatan belajar yang dihadapi, potensi anak, berkebutuhan khusus, mengetahui daya dukung anak yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan spesifiknya dan memantau kemampuannya,” terangnya.
Sementara itu, Narasumber Hadijah Muhsin, dalam paparannya menjelaskan para pendidik di lingkup Kementerian Agama terutama pendidik RA agar memperhatikan kode Etik.
“Kode etik sangat erat hubungannya dengan profesionalitas. Pendidik yang memegang teguh kode etik akan mencerminkan karakter baik,” ujarnya.
Ditambahkannya, etika adalah pesan moral dan landasan moral. Etika itu menunjukkan suatu tanggung jawab sebagai pendidik. Etika adalah bentuk pengabdian, baik dalam mengajar, mendidik, mendampingi, dan membimbing.
“Etika sangat erat kaitannya dengan karakter. Karakter menentukan kualitas seseorang yang membedakan dia dengan orang lain. Jadi karakter itu sangat dibentuk dari bentukan di lingkungan mana dia berada dengan siapa dia berhubungan, ini akan terlihat dari karakter dia berbicara,” sambungnya.
Dirinya berharap IGRA Tangsel dapat menumbuhkan karakter baik pada organisasinya. IGRA dapat menciptakan lingkungan yang baik dengan membudayakan karakter karakter pada pendidiknya. Karena karakter sangat ditentukan oleh pengetahuan dan moral seseorang.
Kegiatan Workshop Penyusunan Asesmen dan Penguatan Etika Profesi diikuti oleh 105 peserta, dan terselenggara atas kerjasama IGRA Tangsel dengan Penerbit Erlangga. (#af_m)