SERPONG (Kemenag Tangsel) – Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada madrasah di tahun ajaran baru 2023/2024 sudah di depan mata, di mana Kurikulum Merdeka sudah harus diterapkan di sekolah dan madrasah.
Untuk merespon hal tersebut, madrasah-madrasah yang tergabung dalam Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kecamatan Serpong, Serpong Utara, dan Setu (Serutu) mengadakan pelatihan IKM, Kamis (02/03/2023) bertempat di STAI Fatahillah Serpong, Tangsel.
Pelatihan tersebut diisi dengan workshop dan pembimbingan dalam penyusunan bahan ajar mulai dari menganalisis Capaian Pembelajaran, membuat Tujuan Pembelajaran, menyusun Alur Tujuan Pembelajaran, dan Modul Ajar, dengan Narasumber pengawas madrasah Kemenag Tangsel, Inti Farhati.
Dalam paparannya, Inti Farhati menjelaskan tentang ruh atau substansi kurikulum merdeka yaitu teach at the right level atau mengajar sesuai dengan kemampuan anak.
Menurutnya, keberadaan Kurikulum Merdeka dalam proses pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan sangatlah penting sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pendidikan, sehingga negara kita dapat sejajar dengan pendidikan di negara maju lainnya, di mana salah satunya siswa diberikan kebebasan dalam memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran tersebut.
“Salah satu bentuk dari implementasi kurikulum merdeka adalah sejauh mana guru mampu menyajikan pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan dan kebutuhan murid, mulai baik dari aspek kemampuan atau kesiapan belajarnya, dan minat serta gaya belajar setiap murid, sehingga tercipta diferensiasi pada konten, proses, dan produk yang dihasilkan,” paparnya.
Selain fleksibilitas dalam kegiatan pembelajaran, sambungnya, implementasi kurikulum merdeka juga terlihat dengan adanya pembelajaran berbasis projek untuk mengembangkan karakter yang terdapat dalam profil pelajar Pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin.
Ditambahkannya, melalui Kurikulum Merdeka ini kita berupaya mengejar ketertinggalan selama pandemi Covid 19 dengan memanfaatkan teknologi dengan harapan semoga di tahun ajaran baru ini sistem pembelajaran bisa pulih kembali.
“Ini harus dilakukan untuk melindungi anak didik kita dari bahaya perubahan zaman dan bahaya pergaulan dengan mencetak generasi yang taat beragama secara moderat dan dapat berdampingan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dan harus kita hadapi,” tutupnya. (#af_m)