KENCANA LOKA (Kemenag Tangsel) – Guru RA merupakan profesi yang sangat mulia, mendidik anak usia dini untuk pembentukan karakter yang baik. Sebagai Guru RA tugasnya memang sangat berat, mendidik, menanamkan ilmu, menanamkan keimanan yang nantinya menjadi dasar pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi.
Demikian disampaikan Kepala Kantor Kemenag Tangsel, Dedi Mahfudin, saat membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi Kepala dan Guru RA, Jum’at (28/01/2022) bertempat di Yayasan Al-Amanah Al-Bantani, Setu Babakan, Tangsel. Kesempatan tersebut juga digunakan Kepala Kantor untuk bersilaturahmi dan mengenalkan diri kepada para guru RA.
Kegiatan yang diadakan oleh Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Tangsel ini dihadiri oleh Ketua IGRA Tangsel, Aat Muslihat, diikuti oleh para Kepala dan Guru RA se-Kota Tangsel, dengan mengundang Narasumber Pengawas Kemenag Tangsel, Inti Farhati.
Kepala Kantor memberi apresiasi yang setinggi-tingginya kepada IGRA Tangsel yang telah mengadakan kegiatan workshop dalam rangka peningkatan kompetensi Kepala dan Guru RA di kota Tangsel.
“Menjadi guru RA memiliki ibadah yang lebih tinggi, mengingat mengajar anak usia dini harus dengan hati, dan menentukan kecerdasan anak sebagai generasi mendatang. Maka, saya sangat yakin para guru RA adalah penghuni surga,”, ungkapnya.
Kepala Kantor menyakini para guru RA dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, karena guru RA sebagian besar adalah ibu-ibu yang terkenal sangat telaten, keibuan, sabar, tidak mudah putus asa, dan sangat bisa memahami bahasa anak.
Sementara itu, Ketua IGRA Tangsel, Aat Muslihat, menjelaskan kegiatan ini juga dalam rangka sosialisasi kurikulum baru untuk jenjang pendidikan RA. Untuk itu pihaknya mengundang Narasumber Inti Farhati yang juga sebagai Instruktur Nasional untuk menjelaskan hal tersebut.
Bunda Aat, demikian sapaan akrabnya, berharap para guru RA harus terus meningkatkan kompetensi diri, harus semakin maju dan profesional.
“Guru harus selalu meningkatkan kompetensi diri, termasuk dalam penguasaan teknologi, terlebih peserta didik yang diajarkan adalah generasi yang lahir di era teknologi informasi,” ujarnya.
Menurutnya pendidikan yang diberikan sejak usia dini selain dapat menjadikan anak-anak sebagai penerus bangsa yang pintar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, juga harus memiliki iman dan takwa sehingga berakhlakul karimah.
“Kepala dan guru RA harus mempunyai cita-cita yaitu menjadikan RA sebagai tempat mendidik dan mencetak anak yang cerdas, inovatif, kreatif berakhlak mulia, dan itu butuh keikhlasan dari para kepala dan guru RA,” tururnya.
Narasumber Inti Farhati memaparkan panduan supervisi RA yang baru. Dengan adanya panduan supervisi ini, pembelajaran di RA lebih berhasil dan berdaya guna. Serta dapat berdaya saing dengan lembaga pendidikan lainnya. (#af_m)